Tuesday, October 27, 2015

Batu Lapis Banua, Leci Berau (Leber), Fosil Ulin, dan Batu Akik Pandan

Batu Lapis Banua, Leci Berau, dan Fosil Ulin 
Menjadi buruan para pencinta dan kolektor batu akik Nusantara, ketiga batu ini ditemukan di Batiwakkal - julukan Kabupaten Berau - Kalimantan Timur. Banyak orang Jawa yang rela pergi ke Berau hanya untuk membeli ketiga batu itu, ada yang membeli mentahnya lalu nanti dijual lagi di Jawa.


Batu Lapis Banua berasal dari Kecamatan Segah yang letaknya di sebelah barat Tanjung Redab. Diambil dari tengah hutan dengan kedalaman sekitar 1-2 meter, keindahan batu lapis banua awalnya tidak disadai penduduk sekitar. Namun sejak merebaknya fenomena akik, keindahan batu lapis banua langsung terlihat. Dengan warna dasar yang dominan kuning, putih, merah dll, batu lapis banua dipercaya mengandung badar perak dan emas. Motif itulah yang membuatnya terlihat mewah. Harga Batu Lapis Banua berkisar ratusan ribu hingga jutaan rupiah, bergantung pada keindahan dan pengkristalannya.

Batu Leci Berau mirip dengan batu leci asal Bengkulu, warnanya yang putih bening dengan serat kura-kura didalamnya menjadi keunikan tersendiri. Berasal dari Kecamatan Kelay, harga Batu Leci Berau (Batu Leber) berkisar Rp 400.000 - Rp 700.000.

Batu Fosil Ulin merupakan fosil dari kayu ulin selama berabad-abad ditemukan di daerah pegunungan Kecamatan Kelay. Dengan kandungan perak dan serat emas pada motifnya serta warna dasar hitam, batu itu pun terlihat sangat indah. Harga batu fosil ulin berkisar Rp 400.000 - Rp 15 Juta bergantung kekristalannya..






Batu Akik Pandan



Batu Pandan Palembang merupakan salah satu dari keluarga pandan yang masih bertahan hingga kini. Disebut pandan palembang karena batu jenis ini hanya ditemukan di berbagai kawasan di Palembang.

Selain di Palembang, batu pandan juga pernah ditemukan di Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane. Sungai Cisadane mengitari Kota Tangerang dan Tangerang Selatan. Karena it ulah, akik pandan begitu populer bagi masyarakat Tangerang, khususnya yang keturunan Betawi.

Akik Pandan selalu disajikan dalam dengan bentuk yang khas. Potongan dari perajin, yang membentuk batu tersebut lonjong seperti torpedo menjadi karakter khusus batu pandan. Biasanya batu tersebut memiliki gumpalan asap sebagai motif dalam yang kadang menyerupai sisik ikan.

Ada beberapa kalangan yang menyatakan, nama pandan sebelumnya berasal dari bahasa Belanda "pendant" yang berarti liontin. Ketika zaman Belanda masih berkuasa di tanah Betawi, banyak mener yang mengenakan liontin. Ketika ada rakyat pribumi yang bertanya kepada tuan tanah soal nama kalung itu, mener menjawab pendant. Dikarenakan lidah Betawi sulit berbicara Inggris, maka yang terucap pandan.

Harga jual batu berkisar Rp 100.000 - Rp 450.000, apabila memiliki kualitas super bisa mencapai hingga Rp 3 Juta. Batu Pandan memang banyak digemari sebagai koleksi, tapi sayangnya batu pandan jarang masuk kategori dalam kontes batu akik, ini dikarenakan batu pandan kalah pamor dengan batu sisik naga, bacan, dan pancawarna.





No comments:

Post a Comment

" Terima kasih telah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar "