Friday, October 30, 2015

Batu Opal dan Batu Badar Ereke



Batu Opal adalah bentuk atmosfir dari silika yang berhubungan dengan mineral kuarsa. Opal mampu berkelip layaknya warna pelangi yang disebut permainan warna. Opal umumnya tersebar di Australia, Indonesia, dan Afrika. Secara umum, opal dibagi menjadi lima tipe. Pertama, opal putih (white or light opal) yang memiliki tingkat ketembusan cahaya translucent hingga semitranslucent. Terjadi permainan warna dengan latar belakang putih atau abu-abu terang yang disebut sebagai body color.

Kedua, opal hitam (black opal) dengan tingkat ketembusan cahaya translucent hingga opaque (tidak tembus cahaya). Terjadi permainan warna dengan latar belakang hitam atau warna gelap yang lain. Ia merupakan salah satu opal yang langka dan mahal.

Ketiga, opal api (fire opal) dengan tingkat ketembusan cahayanya transparan hingga translucent dengan warna dasar cokelat, kuning, oranye, atau merah. Opal api juga menunjukkan permainan warna dan biasa disebut sebagai opal Meksiko.

Keempat, opal bongkah (boulder opal). Opal jenis ini memiliki tingkat ketembusan cahaya transculent hingga opaque (tidak tembus cahaya). Permainan warna terjadi dengan latar belakang wara cerah hingga gelap. Opal tersebut memiliki fragmen dan matriks.

Kelima, opal kristal atau opal air (crystal or water opal) dengan tingkat ketembusan cahaya transparan hingga semi transparan dengan latar belakang cerah.

Beberapa jenis opal memang memiliki kemampuan menyerap air disekitarnya sehingga dapat mengubah dasar opal tersebut.




Batu badar ereke berasal dari Kabupaten Buton Utara dan masih belum terlalu familiar bagi sebagian penggemar akik. Batu tersebut hanya bisa ditemukan di aliran Sungai Lakansai, Kecamatan Kulisusu Barat, dan di Lasiwa, Kecamatan Wakorumba Utara.

Batu ereke  menyimpan segudang keunikan tersendiri yang tidak dimiliki batu akik pada umumnya. Ia terbilang sebagai salah satu batu kristal solid dengan kombinasi warna cokelat atau oranye dan sedikit menyerupai batu oncom dari Garut.

Selain kombinasi serta gradasi warna dari batu tersebut, kandungan unsur mineralnya tidak biasa. Kandungan mineralnya antara lain pirit atau campuran mineral besi dan belerang yang berwarna perak. Ada juga beberapa yang memiliki kandungan emas. Harga jual batu itu juga tidaklah murah. Biasanya batu badar ereke serat perak untuk kualitas yang biasa dihargai Rp 150-400 rb. Namun, batu dengan kualitas super dan serat emas bisa dihargai Rp 750 ribu sampai jutaan.


Wednesday, October 28, 2015

Batu Kalsedon, Batu naga sui klawing dengan naga sui dompu


Kalsedon  merupakan salah satu jenis mineral penciri alterasi hidrotermal tipe argilik lanjut. Alterasi argilik lanjut adalah zona alterasi yang terbentuk pada fluida asam (pH < 4) yang ditandai dengan hadirnya mineral alunit, diaspora, pirofilit, kuarsa, dan kalsedon.

Batu kalsedon dapat dengan mudah diamati tanpa harus menguji di laboratorium, caranya adalah lakukan pengamatan sederhana secara megaskopis.  Pertama, dari kilapnya mineral kalsedon memiliki kilap seperti lemak (greasy). Kedua, jika di pecah serpihannya menyerupai pecahan gelas (conchoidal). Ketiga, tes tingkat kekerasannya dengan alat sederhana. Tingkat kekerasan mineral kalsedon termasuk tinggi, yaitu 7 pada skala Mohs. Hanya dengan menggunakan kikir baja, barulah kalsedon bisa tergores. Jika menggunakan kuku manusia, kawat pec, koin, atau pecahan kaca, batu akik sudah tergores, batu tersebut bukanlah kalsedon.




 Batu naga sui klawing dengan naga sui dompu 
Batu naga sui klawing dengan naga sui dompu sepintas memang mirip, tapi sebenarnya berbeda. Bisa dilihat dari fisik maupun jenis batu. Secara fisik, memang terlihat perbedaan pada karakter yang mencolok. Naga sui dompu memiliki motif bergaris yang tegas, sedangkan naga sui klawing hanya berupa garis halus dan totol-totol.

Naga sui dompu memiliki pancaran warna yang lebih beragam daripada naga sui klawing. Kalau klawing hanya tiga warna, sedangkan dompu bisa lima warna. Tingkat kekerasan juga berbeda, naga sui dompu memiliki tingkat kekerasan 5 skala Mohs, sedangkan naga sui klawing bisa mencapai 7-7,5 skala Mohs.

Batu naga sui baik klawing dan dompu memiliki warna hijau serta inklusi dari iron oxide jasper merah. Dengan demikian, batu itu adalah gabungan kalsedon hijau dan jasper merah. Batu naga sui terbentuk pada era miosen atau sekitar 5-10 juta tahun lalu. Hal ini bisa diketahui berdasar umur absolut kandungan mineralnya. Harga jual naga sui relatif diatas rata-rata, sekitar Rp 400ribu s/d Rp 2,5 Juta untuk batu naga sui yang sudah diikat cincin.








Tuesday, October 27, 2015

Batu Lapis Banua, Leci Berau (Leber), Fosil Ulin, dan Batu Akik Pandan

Batu Lapis Banua, Leci Berau, dan Fosil Ulin 
Menjadi buruan para pencinta dan kolektor batu akik Nusantara, ketiga batu ini ditemukan di Batiwakkal - julukan Kabupaten Berau - Kalimantan Timur. Banyak orang Jawa yang rela pergi ke Berau hanya untuk membeli ketiga batu itu, ada yang membeli mentahnya lalu nanti dijual lagi di Jawa.


Batu Lapis Banua berasal dari Kecamatan Segah yang letaknya di sebelah barat Tanjung Redab. Diambil dari tengah hutan dengan kedalaman sekitar 1-2 meter, keindahan batu lapis banua awalnya tidak disadai penduduk sekitar. Namun sejak merebaknya fenomena akik, keindahan batu lapis banua langsung terlihat. Dengan warna dasar yang dominan kuning, putih, merah dll, batu lapis banua dipercaya mengandung badar perak dan emas. Motif itulah yang membuatnya terlihat mewah. Harga Batu Lapis Banua berkisar ratusan ribu hingga jutaan rupiah, bergantung pada keindahan dan pengkristalannya.

Batu Leci Berau mirip dengan batu leci asal Bengkulu, warnanya yang putih bening dengan serat kura-kura didalamnya menjadi keunikan tersendiri. Berasal dari Kecamatan Kelay, harga Batu Leci Berau (Batu Leber) berkisar Rp 400.000 - Rp 700.000.

Batu Fosil Ulin merupakan fosil dari kayu ulin selama berabad-abad ditemukan di daerah pegunungan Kecamatan Kelay. Dengan kandungan perak dan serat emas pada motifnya serta warna dasar hitam, batu itu pun terlihat sangat indah. Harga batu fosil ulin berkisar Rp 400.000 - Rp 15 Juta bergantung kekristalannya..






Batu Akik Pandan



Batu Pandan Palembang merupakan salah satu dari keluarga pandan yang masih bertahan hingga kini. Disebut pandan palembang karena batu jenis ini hanya ditemukan di berbagai kawasan di Palembang.

Selain di Palembang, batu pandan juga pernah ditemukan di Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane. Sungai Cisadane mengitari Kota Tangerang dan Tangerang Selatan. Karena it ulah, akik pandan begitu populer bagi masyarakat Tangerang, khususnya yang keturunan Betawi.

Akik Pandan selalu disajikan dalam dengan bentuk yang khas. Potongan dari perajin, yang membentuk batu tersebut lonjong seperti torpedo menjadi karakter khusus batu pandan. Biasanya batu tersebut memiliki gumpalan asap sebagai motif dalam yang kadang menyerupai sisik ikan.

Ada beberapa kalangan yang menyatakan, nama pandan sebelumnya berasal dari bahasa Belanda "pendant" yang berarti liontin. Ketika zaman Belanda masih berkuasa di tanah Betawi, banyak mener yang mengenakan liontin. Ketika ada rakyat pribumi yang bertanya kepada tuan tanah soal nama kalung itu, mener menjawab pendant. Dikarenakan lidah Betawi sulit berbicara Inggris, maka yang terucap pandan.

Harga jual batu berkisar Rp 100.000 - Rp 450.000, apabila memiliki kualitas super bisa mencapai hingga Rp 3 Juta. Batu Pandan memang banyak digemari sebagai koleksi, tapi sayangnya batu pandan jarang masuk kategori dalam kontes batu akik, ini dikarenakan batu pandan kalah pamor dengan batu sisik naga, bacan, dan pancawarna.