Wednesday, January 13, 2016

Pemilik Lahan Jasper Tertipu


 Pemilik Jasper Tertipu 

Setiap hari, sepuluh orang dari berbagai daerah datang untuk mengambil bongkahan. Mereka menangambil dari sungai Cimedang maupun lahan yang 4 hektare milik Suhro. Dia sudah berkali-kali menegur para penambang liar tersebut. Namun, mereka mengabaikan dan melanjutkan penambangan. “ Sering saya tegur, tapi mereka (seolah) tidak mendengar. Malah ada satu orang yang ketika ditegur tidak boleh mengambil batu dia malah mengacungkan golok yang dibawanya. Tapi, saya tidak mau kalah. Saya ambil golok di rumah dan mengacungkan ke arahnya. Akhirnya dia lari, “paparnya.

Aparat desa maupun Polsek Pancatengah tidak melarang aktivitas warga yang mengambil bongkahan kecil. “ Setelah ramai yang itu, sekarang sudah tidak ada lagi yang ngambil batu ke sini, “ ucap Suhro.

Suhro pun tidak  berniat untuk menjual lahan yang dipenuhi bebatuan jasper tersebut. Sebab, dia tidak tahu proses pengolahanny. Suatu ketika Suhro pernah mencoba menjual batu jasper. Saat itu ada seseorang yang datang dan memesan bongkahan batu jasper seberat 1 ton. Atas permintaan itu, Suhro langsung mencari batu ukuranf sedang dengan tekstur halus. “ Saat itu memang terkumpul batu seberat 1 ton ,” katanya.

Namun, setelah batu terkumpul, orang yang berniat membeli datang dan mengangkut batu tersebut dengan menggunakan mobil pikap. “Pada waktu itu dia tidak langsung memberikan uang karena akan dikirim dulu ke Purwakarta dan Sukabumi. Tapi, setelah beberapa waktu, orang tersebut tak kunjung kembali dan tak memberikan uang hasil penjualan batu tersebut, “ keluhnya.

Selain aksi penjarahan, pada 2012 ada pendatang dari Ciamis yang mengambil batu jasper di Cimedang dengan menggunakan backhoe. Saat itu awalnya berniat pergi ke sungai. Namun, dia melihat alat berat beserta operatornya yang sedang menggeser dan mengambil jasper dari tengah sungai. Lalu, jasper diletakkan di pinggir yang masuk wilayah Ciamis.

Melihat kejadian tersebut, Suhro langsung menegur pekerja tersebut. Namun, mereka tidak mengindahkan. Kemudian, Suhro pun nekat melaporkan kejadian tersebut ke polsek. Tidak berselang lama, polisi bersenjata datang dan mengamankan para pekerja serta alat beratnya.